Kamis, 10 Desember 2015

Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda Kota Bandung

http://www.bandungview.info/2014/03/taman-hutan-raya-ir-h-djuanda-kota.html

hutan kota merupakan suatu kawasan dalam kota yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan yang tumbuh menjadi hutan besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur seperti taman. Lokasi hutan kota umumnya di daerah pinggiran. Ini dimungkinkan karena kebutuhan lokasi pemukiman atau perkantoran daerah tersebut tidak terlalu besar. Hutan kota dibuat sebagai daerah penyangga kebutuhan air, lingkungan alami, serta pelindung flora dan fauna di perkotaan (sumber 1, sumber 2).

Kota Bandung sebagai kota yang (dahulu) dikenal dingin dan sejuk, juga punya Taman Hutan Raya yang cukup luas terbentang dari Dago hingga ke Maribaya dan gunung Tangkuban Perahu, alamatnya ada di Kompleks Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda No. 99 Dago Pakar.


Jogging track Taman Hutan Raya Djuanda menuju goa Jepang
Jogging track Taman Hutan Raya menuju Goa Jepang



Gerbang masuk Taman Hutan Raya Juanda
Gerbang masuk kompleks THR Ir. H Djuanda No. 99 Dago Pakar
Gerbang masuk yang berfungsi sebagai loket penjualan tiket tampak jelas dari jalan utama, tiket masuknya masih tergolong murah untuk kendaraan roda 4 dikenakan biaya Rp.10.000,-. Setelah melakukan pembayaran dan parkir di area yang cukup luas, pengunjung bisa langsung masuk ke kompleks Taman Hutan Raya.

Pintu masuk kompleks Taman Hutan Raya Juanda
Pintu masuk THR Ir. H. Djuanda
Terdapat beberapa titik di dalam kompleks hutan raya yang bisa dijadikan tujuan wisata, antara lain:

  • Curug Dago & Batu Prasasti Kerajaan Thailand
  • Panggung Terbuka
  • Kolam PLTA Bengkok
  • Monumen Ir. H. Djuanda & Gedung Informasi Taman Hutan Raya
  • Taman Bermain
  • Goa Jepang
  • Goa Belanda
  • Curug Lalay
  • Curug Omas Maribaya
  • Panorama Alam Taman Hutan Raya
  • Jogging Track ke Maribaya
jogging track Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung
Jogging track
Segera setelah memasuki kompleks taman hutan raya kita dapat merasakan perbedaan kualitas udara di sini dan di Kota Bandung. Udara di dalam hutan raya terasa menyegarkan, sejuk dan rindang dengan banyaknya pepohonan. Jadi seminggu sekali ke sini untuk mengganti udara yang ada di paru-paru dengan udara segar selama 30 menit sampai 1 jam bisa jadi  metode detoksifikasi racun dalam tubuh, dijamin otak lebih encer, kulit lebih cerah, badan lebih sehat.

Matahari Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung
Sinar mentari menembus dedaunan Taman Hutan Raya Djuanda
Lokasi yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Goa Jepang, hanya dengan berjalan beberapa menit menyebrang jalan aspal yang ada di dalam kompleks kita akan sampai di jajaran Goa yang di Bangun oleh Jepang.
Menuju goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda
Menuju goa Jepang

Goa Jepang di Tahura Ir. H. Djuanda adalah satu dari puluhan Goa Jepang yang tersebar di seluruh Indonesia yang umumnya dibuat pada tahun 1942 - 1945.

Kompleks Goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda
Kompleks goa Jepang
Ketika masa pendudukan Jepang, Kota Bandung merupakan markas salah satu dari tiga Kantor Besar (buncho) di Pulau Jawa.

ventilasi goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda
Ventilasi goa Jepang
Bandung juga menjadi tempat pemusatan terbesar tawanan perang mereka, baik tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger/ KNIL (tentara Hindia - Belanda) dan satuan sekutunya, maupun warga sipil.

pintu masuk goa Jepang Taman Hutan Raya Djuanda
Pintu masuk goa Jepang
Pada masa itu, selain memanfaatkan goa buatan Belanda, Jepang juga menambahkan sejumlah goa di kawasan ini. Goa-goa buatan jepang dipergunakan untuk keperluan penyimpanan amunisi, logistik, dan komunikasi radio pada masa perang.

Pintu masuk goa Jepang lainnya, taman hutan raya djuanda
Pintu masuk goa Jepang lainnya
Pada masa Jepang, kawasan Tahura tertutup bagi masyarakat umum. (Sumber: papan informasi Tahura)

Pemandu wisata Goa Jepang taman hutan raya djuanda
Pemandu wisata Goa Jepang
Di depan kompleks goa Jepang banyak sekali pemandu wisata yang menawarkan pemanduan ke dalam Goa Jepang plus senter, dengan biaya alakadarnya. Alangkah lebih baik jika Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda sebagai manajemen yang mengelola, memberikan seragam khusus dan melakukan training kilat sehingga pemandu-pemandu tersebut lebih representatif.

Goa Belanda Taman Hutan Raya Djuanda
Goa Belanda
Goa peninggalan Belanda dibangun pada awal tahun 1941. Dahulu dipergunakan untuk terowongan PLTA bengkok. Karena perbukitan Pakar merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia Belanda, lokasinya yang terlindung dan begitu dekat dengan pusat kota Bandung, maka  menjelang perang dunia II pada awal 1941 Militer Hindia Belanda membangun stasiun Radio Telekomunikasi. Bangunan ini merupakan jaringan Goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan. Saat ini Goa dapat dimasuki dengan aman. (Sumber: papan informasi Tahura)

persimpangan Goa Belanda Taman Hutan Raya Djuanda
Persimpangan didepan pintu masuk Goa Belanda
Sampai di depan pintu masuk Goa Belanda kita akan berada di pertigaan yang akan memberikan 2 pilihan, masuk Goa Belanda menembus perbukitan menuju beberapa air terjun terdekat (-+ 1Km) dan berakhir di Maribaya atau terus menyusuri jalan setapak -+ 5 Km menuju air terjun, buat yang tidak terbiasa berjalan sejauh 10Km (pulang pergi 5Km X 2) ada banyak sekali ojeg yang menawarkan angkutan menuju air terjun.

tahura ir. h. djuanda bandung
Salah pilih sepatu, hehe.
Jika berniat datang ke hutan raya Ir. H. Djuanda pastikan menggunakan sepatu se-mata kaki dengan sole yang cukup tebal untuk memudahkan mobilitas, karena jika musim hujan bisa dipastikan sepatu akan belepotan lumpur. Jadi ayo rame-rame wisata jalan-jalan ke hutan kota, ajak semuanya hirup udara segar supaya tambah sehat, ingat jangan buang sampah sembarangan ya, kita jaga alam ini supaya ia tetap mampu menjaga kita juga.

lalat hutan raya ir h djuanda
Lalat hutan #isengbanged

Tidak ada komentar:

Posting Komentar