http://www.bandungview.info/2014/03/taman-hutan-raya-ir-h-djuanda-kota.html
hutan kota merupakan suatu kawasan
dalam kota yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan
tumbuh secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan yang
tumbuh menjadi hutan besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur
seperti taman. Lokasi hutan kota umumnya di daerah pinggiran. Ini
dimungkinkan karena kebutuhan lokasi pemukiman atau perkantoran daerah
tersebut tidak terlalu besar. Hutan kota dibuat sebagai daerah penyangga
kebutuhan air, lingkungan alami, serta pelindung flora dan fauna di
perkotaan (
sumber 1,
sumber 2).
Kota Bandung sebagai kota yang (dahulu) dikenal dingin dan sejuk, juga
punya Taman Hutan Raya yang cukup luas terbentang dari Dago hingga ke
Maribaya dan gunung Tangkuban Perahu, alamatnya ada di Kompleks Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda No. 99 Dago Pakar.
|
Jogging track Taman Hutan Raya menuju Goa Jepang |
|
Gerbang masuk kompleks THR Ir. H Djuanda No. 99 Dago Pakar |
Gerbang masuk yang berfungsi sebagai loket penjualan tiket tampak jelas
dari jalan utama, tiket masuknya masih tergolong murah untuk kendaraan
roda 4 dikenakan biaya Rp.10.000,-. Setelah melakukan pembayaran dan
parkir di area yang cukup luas, pengunjung bisa langsung masuk ke
kompleks Taman Hutan Raya.
|
Pintu masuk THR Ir. H. Djuanda |
Terdapat beberapa titik di dalam kompleks hutan raya yang bisa dijadikan tujuan wisata, antara lain:
- Curug Dago & Batu Prasasti Kerajaan Thailand
- Panggung Terbuka
- Kolam PLTA Bengkok
- Monumen Ir. H. Djuanda & Gedung Informasi Taman Hutan Raya
- Taman Bermain
- Goa Jepang
- Goa Belanda
- Curug Lalay
- Curug Omas Maribaya
- Panorama Alam Taman Hutan Raya
- Jogging Track ke Maribaya
|
Jogging track |
Segera setelah memasuki kompleks taman hutan raya kita dapat merasakan
perbedaan kualitas udara di sini dan di Kota Bandung. Udara di dalam
hutan raya terasa menyegarkan, sejuk dan rindang dengan banyaknya
pepohonan. Jadi seminggu sekali ke sini untuk mengganti udara yang ada
di paru-paru dengan udara segar selama 30 menit sampai 1 jam bisa jadi
metode detoksifikasi racun dalam tubuh, dijamin otak lebih encer, kulit
lebih cerah, badan lebih sehat.
|
Sinar mentari menembus dedaunan Taman Hutan Raya Djuanda |
Lokasi yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Goa Jepang, hanya
dengan berjalan beberapa menit menyebrang jalan aspal yang ada di dalam
kompleks kita akan sampai di jajaran Goa yang di Bangun oleh Jepang.
|
Menuju goa Jepang |
Goa Jepang di Tahura Ir. H. Djuanda adalah satu dari puluhan Goa Jepang
yang tersebar di seluruh Indonesia yang umumnya dibuat pada tahun 1942 -
1945.
|
Kompleks goa Jepang |
Ketika masa pendudukan Jepang, Kota Bandung merupakan markas salah satu dari tiga Kantor Besar (buncho) di Pulau Jawa.
|
Ventilasi goa Jepang |
Bandung juga menjadi tempat pemusatan terbesar tawanan perang mereka,
baik tentara Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger/ KNIL (tentara Hindia
- Belanda) dan satuan sekutunya, maupun warga sipil.
|
Pintu masuk goa Jepang |
Pada masa itu, selain memanfaatkan goa buatan Belanda, Jepang juga
menambahkan sejumlah goa di kawasan ini. Goa-goa buatan jepang
dipergunakan untuk keperluan penyimpanan amunisi, logistik, dan
komunikasi radio pada masa perang.
|
Pintu masuk goa Jepang lainnya |
Pada masa Jepang, kawasan Tahura tertutup bagi masyarakat umum. (Sumber: papan informasi Tahura)
|
Pemandu wisata Goa Jepang |
Di depan kompleks goa Jepang banyak sekali pemandu wisata yang
menawarkan pemanduan ke dalam Goa Jepang plus senter, dengan biaya
alakadarnya. Alangkah lebih baik jika Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya
Ir.H. Djuanda sebagai manajemen yang mengelola, memberikan seragam
khusus dan melakukan training kilat sehingga pemandu-pemandu tersebut
lebih representatif.
|
Goa Belanda |
Goa peninggalan Belanda dibangun pada awal tahun 1941. Dahulu
dipergunakan untuk terowongan PLTA bengkok. Karena perbukitan Pakar
merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia
Belanda, lokasinya yang terlindung dan begitu dekat dengan pusat kota
Bandung, maka menjelang perang dunia II pada awal 1941 Militer Hindia
Belanda membangun stasiun Radio Telekomunikasi. Bangunan ini merupakan
jaringan Goa di dalam perbukitan batu pasir tufaan. Saat ini Goa dapat
dimasuki dengan aman. (Sumber: papan informasi Tahura)
|
Persimpangan didepan pintu masuk Goa Belanda |
Sampai di depan pintu masuk Goa Belanda kita akan berada di pertigaan
yang akan memberikan 2 pilihan, masuk Goa Belanda menembus perbukitan
menuju beberapa air terjun terdekat (-+ 1Km) dan berakhir di Maribaya
atau terus menyusuri jalan setapak -+ 5 Km menuju air terjun, buat yang
tidak terbiasa berjalan sejauh 10Km (pulang pergi 5Km X 2) ada banyak
sekali ojeg yang menawarkan angkutan menuju air terjun.
|
Salah pilih sepatu, hehe. |
Jika berniat datang ke hutan raya Ir. H. Djuanda pastikan menggunakan
sepatu se-mata kaki dengan sole yang cukup tebal untuk memudahkan
mobilitas, karena jika musim hujan bisa dipastikan sepatu akan belepotan
lumpur. Jadi ayo rame-rame wisata jalan-jalan ke hutan kota, ajak
semuanya hirup udara segar supaya tambah sehat, ingat jangan buang
sampah sembarangan ya, kita jaga alam ini supaya ia tetap mampu menjaga
kita juga.
|
Lalat hutan #isengbanged |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar